Bawang merah adalah salah satu komoditas pertanian yang sangat penting di Indonesia. Selain menjadi bumbu dasar dalam banyak masakan tradisional, bawang merah juga merupakan sumber penghasilan utama bagi banyak petani di seluruh negeri. Untuk itu, pemahaman yang mendalam tentang teknik bercocok tanam dan perawatan bawang merah sangat penting dalam bidang agribisnis tanaman.
Di SMKN 1 Nanggulan, para siswa jurusan Agribisnis Tanaman tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata melalui pendekatan pembelajaran berbasis TEFA (Teknologi Edukasi Pertanian Berbasis Agribisnis). Salah satu contoh nyata dari pendekatan pembelajaran ini adalah kolaborasi siswa dengan Tim Pepanas Nasa dalam pengembangan teknik bercocok tanam dan perawatan bawang merah.
Perjalanan Pembelajaran Berbasis TEFA
Pada tahun ajaran terakhir, para siswa jurusan Agribisnis Tanaman di SMKN 1 Nanggulan bergabung dalam sebuah proyek kelompok yang mereka beri nama “Tim Pepanasa Nasa.” Tim ini berfokus pada budidaya bawang merah dan menggunakan pendekatan TEFA sebagai landasan utama pembelajaran mereka. TEFA adalah singkatan dari Teknologi Edukasi Pertanian Berbasis Agribisnis, yang menggabungkan pengetahuan teoritis dengan pengalaman praktis dalam pembelajaran.
Mengidentifikasi Masalah dan Menyusun Rencana
Tim Pepanasa Nasa mulai perjalanan pembelajaran mereka dengan mengidentifikasi beberapa masalah yang dihadapi oleh petani dalam budidaya bawang merah. Mereka mengumpulkan informasi dari sumber-sumber terpercaya dan melakukan survei lapangan. Beberapa masalah yang mereka temukan termasuk:
- Penggunaan pupuk yang tidak tepat.
- Serangan hama dan penyakit yang merusak tanaman bawang merah.
- Pengelolaan air yang tidak efisien.
Setelah mengidentifikasi masalah tersebut, tim ini menyusun rencana aksi yang melibatkan pemilihan teknik budidaya, pemilihan varietas bawang merah yang tepat, dan manajemen yang efisien.
Implementasi Teknik Budidaya yang Tepat
Tim Pepanas Nasa bekerja keras untuk menerapkan teknik budidaya yang sesuai dengan kondisi lokal dan masalah yang mereka identifikasi. Mereka memastikan penggunaan pupuk yang tepat dengan dosis yang sesuai, sehingga tanaman bawang merah mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Selain itu, mereka juga menggunakan metode organik untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
Pengelolaan Air yang Efisien
Dalam budidaya bawang merah, pengelolaan air adalah faktor kunci. Tim ini merancang sistem irigasi yang efisien dan ramah lingkungan untuk memastikan tanaman bawang merah selalu mendapatkan pasokan air yang cukup, tetapi tidak berlebihan. Hal ini membantu mengurangi pemborosan sumber daya air dan mengurangi risiko penyakit akibat kelebihan kelembaban.
Hasil dan Dampak Positif
Dalam periode pembelajaran ini, Tim Pepanasa Nasa berhasil mencapai hasil yang sangat positif. Panen bawang merah yang mereka peroleh melebihi ekspektasi, dan tanaman bawang merah tumbuh dengan baik. Selain itu, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan berhasil dihindari, sehingga tanah tetap sehat dan subur.
Hasil yang positif ini tidak hanya memberikan manfaat kepada Tim Pepanas Nasa, tetapi juga menjadi contoh bagaimana pendekatan pembelajaran berbasis TEFA dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kemampuan siswa di bidang agribisnis tanaman. Tim ini juga berencana untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka kepada petani lokal agar mereka juga dapat meningkatkan hasil panen mereka.
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran berbasis TEFA di SMKN 1 Nanggulan telah membuktikan dirinya sebagai cara yang efektif untuk mendidik siswa dalam bidang agribisnis tanaman. Melalui kolaborasi dengan Tim Pepanasa Nasa, siswa telah mengimplementasikan pengetahuan teoritis dalam situasi nyata dan mencapai hasil positif dalam budidaya bawang merah. Dengan semangat berbagi dan berkolaborasi, mereka berharap dapat memberikan dampak positif yang lebih luas kepada masyarakat petani lokal dan industri pertanian secara keseluruhan.